Roads to Likupang


Malam minggu tidak berbeda dengan malam-malam lain, saya lebih banyak menikmatinya didalam kamar. Menghabiskannya dengan membaca novel atau nonton televisi. Handphone saya tiba-tiba berbunyi, nomor tanpa nama, “adeku, mau jalan ga? Kita mau survey di daerah likupang. Ikut ga? disana ada pantai lho…” terdengar suara dari seberang telepon. Suara yang begitu familiar ini membuatku tersenyum, ternyata ini dari kakak angkatku di kantor. Namanya victor, dialah yang menjadi tempat curhat dan sering memberi dan mengingatkan jika saya sering berada dijalan yang salah. Kebiasaanku yang malas meminta atau menyimpan nomor orang lain membuat saya  menyesal telah mengangkat telepon ini, bagaimana tidak? Hari yang seharusnya menjadi hari  untuk berleha-leha dan melupakan pekerjaan tiba-tiba memaksa saya untuk mengingat masih ada pekerjaan yang belum selesai diantara tumpukan berkas dimeja saya.
“saya belum nyuci baju kak,nanti kapan-kapan aja…” jawab saya enteng. “ayolah, disana ada pantai, ayolah sekali-kali refreshing….” Paksanya dari seberang telepon. “ga bisa…males…” jawabku sambil tersenyum karena mendengar bujukan dari si kakak . “udah buruan mandi, kita udah didepan”. Agh! Susahnya untuk sembunyi ternyata mereka udah didepan. Tidak sampai  20 menit saya sudah bersama-sama dengan mereka, dan ternyata sayalah yang paling cantik saat itu karena hanya saya saja perempuan yang ikut saat itu. kak victor, pak billy, yudi dan sayapun akhirnya memulai perjalanan.  
Duduk didepan membuat saya lebih leluasa menikmati pemandangan sepanjang perjalanan. Jalan yang kami lewati berliku-liku, kiri-kanan banyak pohon kelapa, dan pohon-pohon besar lain, kami melewati kebun rambutan, rumah-rumah penduduk sampai akhirnya kami tiba didaerah likupang. Tidak sampai satu jam interview dengan penduduk sekitar TKP selesai. Setelah tugas dan pekerjaan selesai, kami mulai menyusuri jalan di daerah yang terletak di kabupaten minahasa utara, provinsi Sulawesi utara. 

Kami akhirnya berhenti di satu tempat yang namanya pantai Surabaya, saya juga kurang tau kenapa pantai itu sampai diberi nama pantai Surabaya, yang jelas rasa lelah saya terobati dengan menginjakan kaki dipantai ini. saya begitu menikmati aroma laut dan kelembutan pasirnya, menikmati panas yang membakar kulit, menikmati keringat yang keluar karena kejar-kejaran bola dipantai. saya tidak bisa menjelaskan apa yang saya rasakan saat itu. saya bahagia tapi saya tidak bisa menjelaskan seperti apa rasanya. Saya bisa tertawa lepas, saya teriak, berlari dan main-main sama ombak pastinya. 
 Teriakan dan air laut merupakan terapi yang paling mantap menurut saya sangat cocok untuk saya, karena saya begitu menyukai laut, saya rela berpanas-panasan dilaut, saya tidak heran karena saya berbintang pisces yang lambangnya adalah ikan. bermain dipantai membuat saya melupakan hal-hal yang bisa menguras tenaga walaupun cuma sekedar dipikirkan.  

Tidak terasa langit sudah berubah warna, matahari sudah mulai masuk dan menghilang, tandanya kita harus mengangkat diri keluar dari air. Tidak puas rasanya rasanya, terlalu singkat.
Akhirnya kita harus pulang, berat rasanya berpisah. Kog bisa ya? Padahal ketemu mereka senin sampai jumat, jam delapan sampai jam 5, kadang juga sampai malam karena sering lembur bareng. Walaupun Cuma berempat kita sangat menikmatinya dan  kita udah janjian untuk jalan-jalan lagi minggu depan.
Kalau rasanya seperti ini saya tidak menyesal meninggalkan pendingan novel yang belum selesai dibaca…
Hahhhaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh can't wait for next week….


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Film Conan The Barbarian 2011

Welcome May

Senja Tanpa Nama